Jabatan, sebuah kata yang bisa membuat orang lupa diri saat meraihnya. Mulai dari proses meraihnya dan saat sudah tercapai. Ada sebuah kisah, sekelompok orang pada awalnya bersama-sama, ketika salah satu membutuhkan bantuan yang lainnya membantu begitu sebaliknya. Mereka menjalin ukhuwah kekeluargaan yang begitu erat. Tibalah suatu ketika mereka diuji, salah satu dari mereka telah menjadi seorang pemimpin dan memiliki jabatan yang tinggi. Terjadilah perubahan yang signifikan, yang tadinya solidaritas dan kepentingan bersama menjadi salah satu yang utama, sekarang menjadi egoisitas dan keangkuhan yang muncul, bahkan dengan teman satu perjuanganpun juga tega dan berbuat dzolim. Itulah sekelumit contoh kisah betapa jabatan terkadang bisa merubah segalanya
Dalam era sekarang ini, bisa kita lihat bermunculan pejabat-pejabat yang hilang kepedulianya terhadap orang lain, padahal saat belum menjabat begitu keras menyuarakan perjuangan. Kenapa hal ini kerap terjadi? jawabannya adalah kesiapan individu menerima amanah masih lemah. Iman bukan menjadi hal yang pokok dalam menjalankan amanah, terkadang kepentingan duniawi yang menjadi prioritas. Apalagi saat jabatan di tangan juga beriringan dengan gemerlapnya harta dan tidak jarang ada yang terjerumus dengan hal-hal yang kurang baik.
Kehidupan manusia ibarat roda berputar, ada saatnya diatas ada saatnya dibawah. Nah marilah kita persiapkan segalanya, persiapan iman dan taqwa menjadi hal yang utama. Saat Alloh memberikan ujian kita dalam posisi diatas alias sukses baik jabatan dan harta maka tetaplah bersikap baik, bantu mereka yang membutuhkan, baik dengan sesama dan tidak sewenang-wenang serta makin meningkat keimanan dan ketaqwaan kita. Manakala suatu saat kita di posisi bawah alias diuji dengan kekurangan maka bersikaplah sabar dan tetap menjaga keimanan kita. Semoga Alloh senantiasa membimbing kehidupan kita lebih baik dan berkah. Aamiin
Nurdin Syaiful Baladi, S. T